Donor Darah SPALTRA Kumpulkan 24 Kantong Darah

Palang Merah Remaja (PMR) dan PIK-R Generik SPALTRA bekerjsama dengan Unit Transfusi Darah PMI Luwu Utara menggelar donor darah yang dilaksanakan dalam rangkaian dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda, Kamis, 26 Oktober 2023 di Ruang UKS SMAN 4 Luwu Utara.

Pada kegiatan tersebut, terkumpul 24 kantong darah dari 62 lebih pendaftar yang berpartisipasi. Sayangnya, 38 peserta tidak dapat lanjut ke tahap donor darah dikarenakan tidak lolos screening tes. Diantaranya ada yang tekanan darahnya tinggi, ada yang baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri, ada yang sedang mengkonsumsi obat-obatan sehabis sakit, dan kebanyakan lainnya karena kadar HB-nya tidak memenuhi syarat.

Kegiatan berlangsung dari pukul 09.00 hingga 13.00 WITA dengan antusias peserta yang antri beberapa jam.

Dominan peserta donor darah dalam kegiatan kamanusiaan ini adalah siswa-siswi kelas XII SMAN 4 Luwu Utara. Hal ini dimaklumi dikarenakan salah satu syarat donor darah adalah berusia 17 tahun, dan siswa yang sudah mencapai umur tersebut adalah siswa Kelas XII.

Kegiatan donor darah adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan PMR SMAN 4 Luwu Utara. Kegiatan ini dilaksanakan 3 bulan sekali, dengan menyasar siswa-siswi kelas XII. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memasok stok darah di UTD PMI Luwu Utara. Juga menjadi pengalaman pertama bagi para siswa untuk menjadi pendonor pemula.

Ada banyak mitos tentang kegiatan donor darah yang beredar di masyarakat. Salah satu yang paling sering kita dengar adalah ketidaksiapan ikut karena takut dengan jarum.

Banyak yang mengira sakit akibat jarum suntik saat diambilnya darah akan berlangsung lama. Namun menurut Bu Yus Pitaloka yang juga baru pertama kali mengikuti kegiatan donor darah, “rasa sakitnya tak seperti yang dibayangkan sebelumnya”, pungkas beliau.

“Kita berharap di kegiatan donor darah selanjutnya jumlah kantong darah yang dapat disumbangkan dapat meningkat. Ini mengingat kegiatan hari ini adalah yang pertama bagi siswa-siswi kelas XII tahun ini, makanya wajar kalau mereka masih banyak yang takut. Nanti kita liat 3 bulan ke depan. Semoga di kegiatan berikutnya bisa pecahkan rekor kakak kelas mereka tahun lalu yang bisa kumpulkan 69 kantong dalam sekali donor.” Begitu kata salah seorang guru ketika diwawancarai.

Donor darah adalah kegiatan yang sangat penting dalam masyarakat. Dengan memberikan darah, seseorang dapat menyelamatkan nyawa orang lain. Kegiatan donor darah di sekolah merupakan salah satu bentuk tanggung jawab moral peserta didik terhadap masyarakat. Artikel ini akan membahas mengenai pentingnya kegiatan donor darah di sekolah, manfaatnya, serta bagaimana kegiatan ini dapat membantu peserta didik belajar tentang tanggung jawab sosial.

Donor Darah: Pentingnya Membantu Sesama

Donor darah adalah tindakan sukarela yang melibatkan pemberian darah oleh seseorang untuk kepentingan kesehatan orang lain yang membutuhkan. Darah yang didonorkan ini kemudian digunakan dalam berbagai prosedur medis, seperti operasi, perawatan pasien dengan penyakit kronis, atau dalam situasi darurat setelah kecelakaan atau bencana alam. Donor darah adalah salah satu cara terbaik untuk membantu orang yang sedang dalam kebutuhan darah untuk bertahan hidup.

Manfaat Donor Darah di Sekolah

Kegiatan donor darah di sekolah memiliki manfaat yang sangat besar, baik untuk peserta didik, sekolah itu sendiri, maupun masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari kegiatan donor darah di sekolah:

a. Kesadaran akan Kesehatan dan Kepedulian Sosial

Donor darah membantu meningkatkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya menjaga kesehatan dan berbagi dengan sesama. Mereka akan memahami bahwa mereka memiliki peran penting dalam menyelamatkan nyawa orang lain melalui tindakan sukarela ini. Ini juga menciptakan rasa keprihatinan dan tanggung jawab sosial yang kuat.

b. Pembelajaran Praktis

Kegiatan donor darah memberikan pengalaman praktis kepada peserta didik. Mereka belajar tentang proses donor darah, cara melibatkan diri dengan aman, dan pentingnya mengikuti pedoman medis. Hal ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kesehatan dan proses medis.

c. Peningkatan Keterampilan Sosial

Donor darah juga membantu peserta didik dalam pengembangan keterampilan sosial, seperti berkomunikasi dengan staf medis dan berinteraksi dengan sesama peserta donor. Mereka belajar bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan sukarela, menghargai orang lain, dan berkolaborasi dalam upaya bersama untuk membantu masyarakat.

d. Meningkatkan Citra Sekolah

Kegiatan donor darah juga dapat meningkatkan citra sekolah di mata masyarakat. Sekolah yang aktif dalam kegiatan sosial seperti ini akan dianggap sebagai lembaga yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Ini juga bisa menjadi daya tarik bagi calon siswa dan orang tua yang mencari sekolah yang memiliki komitmen terhadap tanggung jawab sosial.

e. Meningkatkan Ketersediaan Darah

Kegiatan donor darah di sekolah dapat berkontribusi pada meningkatkan persediaan darah di wilayah tersebut. Ini dapat sangat penting dalam situasi darurat ketika pasokan darah sangat dibutuhkan, seperti setelah bencana alam atau insiden lalu lintas yang serius.

Proses Donor Darah di Sekolah

Kegiatan donor darah di sekolah melibatkan beberapa tahap yang harus diikuti. Prosesnya melibatkan persiapan sebelumnya, pelaksanaan donor darah, dan perawatan setelah donoran. Berikut adalah rangkuman dari proses tersebut:

a. Persiapan Sebelumnya

Sebelum kegiatan donor darah, peserta didik perlu mendaftar dan menjalani pemeriksaan kesehatan awal untuk memastikan bahwa mereka layak untuk mendonorkan darah. Mereka juga perlu menjalani wawancara dengan staf medis untuk menilai riwayat kesehatan mereka.

b. Pelaksanaan Donor Darah

Saat donor darah berlangsung, peserta didik akan duduk atau berbaring, dan sejumlah kecil darah akan diambil menggunakan jarum steril. Darah yang didonorkan biasanya sekitar 450 ml, yang dapat menyelamatkan hingga tiga nyawa. Proses ini biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.

c. Perawatan Setelah Donoran

Setelah donoran, peserta didik akan diberikan istirahat singkat dan makanan ringan untuk memastikan mereka merasa baik. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko pusing atau pingsan setelah donoran.

Kesulitan dan Mitos Tentang Donor Darah

Ada beberapa kesulitan dan mitos yang seringkali menjadi hambatan dalam kegiatan donor darah di sekolah. Sebagai contoh:

a. Takut Jarum

Salah satu alasan utama yang mungkin membuat beberapa peserta didik enggan untuk mendonorkan darah adalah ketakutan terhadap jarum. Namun, penting untuk diingat bahwa proses ini dilakukan oleh profesional medis yang terlatih, dan jarum yang digunakan adalah steril.

b. Mitos tentang Kehilangan Darah

Beberapa orang mungkin khawatir tentang kehilangan darah dan dampaknya pada kesehatan mereka. Namun, jumlah darah yang didonorkan adalah sekitar 450 ml, yang hanya sekitar 10% dari jumlah total darah dalam tubuh. Tubuh mampu memproduksi kembali darah yang hilang dalam beberapa minggu.

c. Mitos tentang Risiko Penyakit

Ada juga mitos yang menyebutkan bahwa donor darah dapat meningkatkan risiko tertular penyakit. Faktanya, proses donor darah melibatkan penggunaan alat yang steril dan hanya dapat dilakukan jika peserta didik dalam keadaan sehat.

Mendorong Partisipasi dalam Kegiatan Donor Darah

Untuk mendorong partisipasi yang lebih besar dalam kegiatan donor darah di sekolah, beberapa langkah dapat diambil:

a. Edukasi

Penting untuk memberikan informasi yang jelas dan tepat tentang proses donor darah, manfaatnya, serta menghilangkan mitos yang salah. Dengan pemahaman yang lebih baik, peserta didik akan merasa lebih nyaman untuk berpartisipasi.

b. Meningkatkan Kesadaran

Sekolah dapat mengadakan kampanye kesadaran tentang pentingnya donor darah. Ini dapat melibatkan penggunaan media sosial, seminar, atau pengundian hadiah untuk peserta didik yang berpartisipasi.

c. Kolaborasi dengan Lembaga Donor Darah

Kerja sama dengan lembaga donor darah lokal dapat membantu mengatur kegiatan donor darah di sekolah. Mereka dapat memberikan bantuan dalam hal peralatan, pelatihan, dan pengawasan medis selama acara.

Kegiatan donor darah di sekolah adalah langkah penting dalam membentuk karakter peserta didik dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Selain menyelamatkan nyawa, kegiatan ini juga membantu peserta didik dalam memahami tanggung jawab sosial mereka dan memperkuat keterampilan sosial mereka. Donor darah adalah tindakan mulia yang tidak hanya memberi manfaat kesehatan, tetapi juga mendidik peserta didik tentang nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi.

Sebagai peserta didik, guru, atau orang tua, kita semua memiliki peran dalam mendukung kegiatan donor darah di sekolah dan memastikan bahwa peserta didik mendapatkan pendidikan yang holistik tentang kesehatan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan demikian, kita dapat menciptakan generasi yang lebih sadar akan kesehatan dan lebih siap untuk berpartisipasi dalam upaya sosial demi kebaikan bersama.

Check Also

Alumni Podcast Series : Mengejar Mimpi ‘Nguli’ di Luar Negeri

Ayo ikuti webinar motivasi yang menghadirkan salah satu alumni terbaik SMAN 4 Luwu Utara yang …